Jajanan Tradisional VS Jajanan Milenial. Bagaimana cara menyikapinya???


Halo teman-teman...

Apa kabar? Semoga kita semua selalu dalam keadaan yang baik-baik saja ya... Aamiin...

Di blog saya kali ini, saya akan membahas tentang Jajanan Tradisional VS Jajanan Milenial dan bagaimana sikap kita sebagai generasi milenial untuk menyikapi hal tersebut.

Blog ini saya buat dan saya tulis untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sosiologi. Di blog saya ini, ada beberapa jajanan tradisional dan jajanan milenial yang saya gunakan untuk meneliti perubahan pola makanan jaman dahulu dan jaman sekarang. 

Dalam membuat tugas ini saya harus melakukan beberapa wawancara kepada pelaku UMKM yang ada di desa Pamotan. Ternyata, di desa Pamotan banyak sekali jajanan tradisional dan jajanan modern yang sangat enak, dan dapat kita jumpai di berbagai lokasi. 


          


* Jajanan Tradisional yang akan saya ceritakan yaitu " serabi". Serabi merupakan jajanan pasar tradisional yang berasal dari Indonesia. Serabi berasal dari bahasa Jawa yang berinduk dasar dari kata " Rabi" yang dalam bahasa Jawa berarti " kawin". Mungkin karena proses pembuatannya yang cukup sebentar dan tak terlalu lama maka orang Jawa menyebutnya dengan kata " Serabi". Pada saat saya melakukan wawancara dengan Mbah Tutik penjual serabi di dukuh Palan, desa Pamotan, saya menemukan hal baru yang belum pernah saya lakukan. Saya sangat senang sekali karena saya bisa belajar membuat serabi dan mengangkat nya ketika serabi itu sudah matang. Dan pengalaman yang paling menarik lagi yaitu ketika saya berada di depan " pawon" ( dapur tradisional) dengan api yang sangat panas sehingga mata saya mengeluarkan banyak air. Serabi biasanya dijajakan di pagi hari dan dimasak menggunakan tungku sehingga menghasilkan rasa yang khas.  

Bahan - bahan yang digunakan untuk membuat serabi antara lain :

1. T seeepung beras.

2. Santan 

3. Garam 

4. Kelapa muda 

*Alat-alat yang digunakan untuk membuat serabi juga masih sederhana seperti wajan yang terbuat dari tanah liat, dan dapur nya juga masih sangat tradisional yang sering kita sebut dengan kata pawon.

*Cara memakan serabi pun juga masih tradisional yaitu dengan menggunakan daun pisang.


     


* Jajanan Milenial yang akan saya ceritakan yaitu " Sostel" dan " Mabok Duren". Pasti anak milenial yang membaca blog saya ini sudah tidak asing lagi dengan makanan tersebut. Sostel adalah makanan yang terbuat dari sosis dan telur. Sedangkan Mabok Duren adalah minuman yang terbuat dari buah durian dan campuran coklat. Ketika saya melakukan wawancara dengan pemilik kedai Numani yang menjual sostel dan mabok duren, saya menemukan hal baru yaitu alat-alat atau perlengkapan yang digunakan untuk membuat jajanan Sostel sangat canggih. 

*Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat Sostel antara lain

1. Sosis 

2. Telur 

3. Saus mayones 

4. Saus tomat 

*Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat Es Mabok Duren antara lain

1. Buah durian 

2. Susu coklat 

3. Caramel

4. Gula 

*Alat-alat yang digunakan untuk membuat Sostel dan es mabok duren sudah sangat modern. Seperti blender, dan mesin rebus telur.

*Cara memakan nya pun juga sudah sangat modern. Biasanya Sostel dan es Mabok Duren disajikan dengan menggunakan piring-piring dan gelas modern yang mempunyai bentuk yang sangat unik. Dan biasanya jajanan ini bisa kita temui di restoran dan kedai-kedai modern.


*Rangkuman :

       Bukan hanya alam dan potensi nya yang menjadi kekayaan negara Indonesia. Puluhan ribu pulau, adat istiadat, dan beragam kebudayaan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote juga menjadi kekayaan Indonesia yang tak terkira nilainya. 

Makanan khas( daerah/tradisional) yang menjadi elemen budaya Bangsa Indonesia ragamnya juga mencapai ribuan dan bahkan puluhan ribu jenisnya.

Ditengah populer nya beraneka jenisnya makanan modern, makanan daerah seolah tergerus oleh hadirnya makanan modern tadi. Namun tidak serta merta tergerus begitu saja. Tak sedikit orang atau atau berbagai kalangan yang tetap menaruh minat terhadap makanan daerah/tradisional. Sehingga makanan daerah/tradisional pun tetep lestari dan mendapat tempat tersendiri di hati para penikmatnya.

Perubahan pola makanan jaman dahulu dan jaman sekarang. Pola makanan jaman dahulu dan jaman sekarang sangat berbeda. Mulai dari alat-alat memasaknya, cara makanya, dan penyajian makanannya. 

Kita sebagai generasi milenial harus mampu melestarikan makanan tradisional agar tidak tergerus oleh zaman. Cara kita melestarikan dan menjaga makanan tradisional sangat beragam. Misalnya, seiring dengan perkembangan zaman, kita harus terus berinovasi dengan menambahkan berbagai topping seperti sosis, keju, maupun mayones yang tujuannya untuk mematahkan asumsi bahwa serabi adalah makanan yang terkesan rendahan. 

Kita sebagai generasi milenial juga harus mampu menciptakan ide-ide atau inovasi baru, untuk memperkenalkan makanan tradisional dan modern ke kancah internasional.


Sekian blog saya kali ini, mohon maaf apabila ada kesalahan,,,,,,

See you guys.....👋👋👋


Penulis : Novita Eka Wulandari

Email : novitaeka989@gmail.com

Alamat : Palan, Rt04 Rw01, Pamotan, Rembang, Jawa Tengah.

Sekolah : SMA N 1 Pamotan


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS > MEMBANTU MEMPROMOSIKAN JAJAN TETANGGA

Silsilah Keluarga Ku

Uyup- Uyup- Jamu Tradisional